play it

Rabu, 11 Januari 2012

Risk 'n Sacrifice

Sinopsis
Hari ini sabtu 13 November 2010, Aku (Ryu satio) sedang berjalan untuk mencapai gedung baru untuk merayakan hari ulang tahun temanku Rina (Karina Chika Sulistiawati), saat berjalan aku bertemu dengan Hardi (Hardi Pusaka), Alex (Alexa Dichoti), dan Danny (Dede Ramdhani) yang selalu mengunakan sepeda pemberian almarhum ayahnya. Sesampainya digedung tersebut ternyata Rina dan Elisa (Lisa Madani) telah menunggu kami. Sebelum memasuki gedung Danny ingin menyimpan sepedanya di tempat parkir bawah tanah. Namun, Danny menemukan ruangan yang misterius.

Dengan kesepakatan bersama kami pun memasuki ruangan tersebut. Ruangan itu sangat gelap, dan diujung ruangan itu terdapat pintu yang besar dengan 6 bola api yang menyala dari 8 bola di atasnya. Setelah 8 bola api menyala semua pintu itu pun terbuka. Di dalamnya adalah sebuah ruangan yang sangat besar, dan terdapat jurang dalam yang indah dimana di setiap tepi jurang di batasi oleh kawat-kawat dan ada jalan kerangkeng untuk melintasi jurang tersebut. Kami pun memutuskan untuk kembali, namun ada seorang nenek-nenek yang menghalangi, dan mengajak kami ke gubuknya. Tak lama kemudian pintu itu pun tertutup. Nenek itu memberi tahu jalan keluar yang lain, dan memberi kami sebuah layar lipat. Benda itu seperti laptop dan diantara kami hanya Alex yang dapat menggunakannya. Kami berjalan di jalan kerangkeng, kemudian berpapasan dengan kabut putih yang sangat tebal. Aku dan teman-temanku berusaha menembusnya, tetapi setelah berada di ujung kabut aku berada di sebuah pesawahan yang tidak asing bagiku dan tidak ada teman-temanku disini. Aku berjalan kesebuah lumbung yang ternyata itu adalah lu,bung kakekku. Setelah berada di dalam, kemudian dibelakangku ada orang yang memeriksa lumbung tersebut kemudian pergi. Dia pergi menuju seorang wanita yang menunggunya. Aku pun mengikuti dia, dan ternyata mereka adalah kedua orang tuaku.

Tetapi semua itu hanyalah ilusi, kemudian aku terbangun. Saat ku buka mataku, aku sedang berada di dekat air terjun. Tidak lama setelah itu, aku melihat Danny yang berjalan sempoyongan dengan mata tertutup menuju ke lubang pada kerangkeng. Aku mencoba membangunkannya tapi dia malah marah kepadaku, perkelahian pun terjadi antara kami, setelah perkelahian itu Danny sadar dan ternyata dia pun berhalusinasi sepertiku. Kemudian kami mencari teman-temanku yang lain. Akhirnya kami berkumpul, hanya Rina yang belum kami temui. Ternyata Rina berjalan menuju ke cahaya kuning yang berada di tengah-tengah jurang ini. Cahaya itu sangat berbahaya karena setiap benda yang mencapainya akan perlahan menghilang, dan cahaya itu menciptakan tipu daya ketika sesuatu menyentuhnya. Kami pun terkena tipu dayanya, tetapi setelah berusaha untuk menyangkal tipu daya itu kami pun sadar dan melanjutkan perjalanan.

Kami berhasil mencapai ujung lain jurang ini, tetapi ada percabangan. Kami memutuskan untuk mengambil yang kanan dan akhirnya kami keluar dari ruangan tersebut walaupun tempatnya asing bagi kami. Kami memutuskan untuk kembali ke tempat tadi dan menjelajahi lorong sebelah kiri. Setelah berada di lorong kiri sepertinya Elisa menemukan sesuatu yang menakutkan sehingga ia lari dan mencoba keluar kembali, tetapi pintu keluar tertutup batu. Hardi membantu dengan mendorongnya, tetapi ternyata di luar sana ada monster seerti macan yang menculik Elisa. Kami pun lari dan bertemu dengan Eric (Ericluod Daniel Eriansyah) dan adiknya Tori (Tori Daniel Glacial) yang merupakan anak dari pemilik gedung ini. Kami mencoba kembali ke gubuk nenek dan meminta penjelasan terhadap semua ini. Di tengah perjalanan kami berpapasan lagi dengan kabut putih yang ternyata bergerak mengejar kami. Setelah berhasil kabur kami pun kembali ke gubuk nenek tersebut. Akan tetapi, gubuk itu menjadi sangat berantakan.

Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan melalui lorong kiri dan mengambil beberapa perlengkapan dari gubuk nenek itu. di luar gubuk nenek itu ternyata ada sebuah lubang pada kawat pembatas. Dan lubang tersebut di buat oleh burung purba pterodactyl. Terdapat 3 ekor di jurang ini dan yang pertama telah ditembak langsung oleh Eric dengan crossbow yang dia bawa dari buguk nenek itu. Kami pun berlari menjauhi, tetapi kedua pterodactyl itu mengejar kami. Kami berpencar untuk membingungkan mereka, namun burung itu mengejar aku dan Rina. Dia menabrak-nabrakan badannya ke kerangkeng dan membuatku terbentur dan pingsan. Dalam pingsanku aku sedang berada di sebuah dunia dimana tidak ada Rina di dalamnya. Tidak lama kemudian aku terbangun lagi dan melihat Rina juga pingsan. Aku kembali kabur dan memangku Rina. Aku bertemu dengan Alex dan Danny, kemudian kami menyusun rencana supaya burung itu terhempas oleh air terjun. Dan rencana kami berhasil. Sementara itu aku melihat di tempat lain, mereka menembus kabut putih tetapi tidak terjadi apa-apa dengan mereka. Kami pun berkumpul kembali dan menyusun rencana untuk menjebak burung purba itu masuk ke cahaya kuning. Jebakan kami pun berhasil lagi dan pterodactyl tersebut menghilang ditelan indahnya cahaya kuning.

Kami meneruskan perjalanan, namun di ujung jalan kerangkeng kami bertemu dengan burung purba yang sempat di tembak oleh Eric, ternyata dia belum mati. Kami kembali berlari. Burung itu mengejar kami, kami menyusun rencana untuk membunuhnya tetapi Rina tidak menyetujui rencana tersebut. Akhirnya kami pergi mengendap-endap, namun di lorong yang sempit burung itu menyerang dan melukai Tori. Danny yang emosinya naik menancapkan tombak yang dia bawa ke kepala burung yang terjepit hingga mati. Setelah berjalan kembali, akhirnya kami menemukan pintu besar yang mirip dengan pintu saat awal memasuki ruangan ini. Tetapi, pintu itu terkunci dan kuncinya berada di atas jalan kerangkeng yang kami lalui sebelumya. Terdapat lubang yang memberikan jalan menuju atap kerangkeng itu, dan Hardilah yang mengambil kunci tersebut. Setelah kunci itu berhasil dia dapatkan ternyata masih ada satu ekor burung purba yang masih hidup, yaitu burung yang terhempas oleh air terjun dan dia membawa Hardi menuju jurang yang sangat gelap. Sebelumnya Hardi sempat memberikan kuncinya kepadaku ketika aku mencoba untuk menolongnya. Dengan kesal aku menaruh kunci tersebut pada pintu dan pintu itupun terbuka. Tetapi, bukan jalan keluarlah yang berada di belakang pintu tersebut. Pintu itu menghubungkan kami ke ruangan yang lain.

ini linknya kalau ingin baca
http://www.4shared.com/office/VL-YDWT3/RS1.html

Tidak ada komentar: